Infrastruktur E-business

Definisi infrastruktur e bisnis

Adalah arsitektur yang terdiri atas hardware, software, conten, dan data yang digunakan untuk mengantarkan pelayanan e-bisnis kepada pegawai, pelanggan, dan partner.
Infrasturktur e-bisnis ini mereferensi pada kombinasi hardware seperti server dan client pada sebuah organisasi, juga membutuhkan jaringan dalam menghubungkan hardware dan aplikasi software yang digunakan dalam mengantarkan layanan e-bisnis kepada pegawai, pelanggan, dan partner.

http://ayucahyanif.student.telkomuniversity.ac.id/infrastruktur-e-bisnis/

I. Komponen infrastruktur e bisnis

Untuk komponen infrastruktur, terdapat 10 pertimbangan yang dapat membantu perusahaan untuk membangun infrastruktur e-business yang efektif, yaitu :

Fill in your skills gaps
Menemukan talenta yang menguasai e-business merupakan tantangan perusahaan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, perusahaan harus senantiasa menjaga agar tetap memperoleh sumber daya yang memiliki keahlian yang kritis ini.

Plan for the future
Telah menjadi cerita sehari-hari bahwa sistem e-business senantiasa tidak mampu beroperasi karena kapasitas sistem telah digunakan melebihi syarat yang ditentukan. Masalah performansi dan ketidakcukupan kapasitas sistem ini akan membuat pelanggan beralih dari perusahaan, menghambat pertumbuhan, meningkatkan biaya serta membuat perusahaan tidak kompetitif. Tahap identifikasi desain dan ukuran kemampuan sistem adalah masalah awal yang harus direncanakan terlebih dahulu untuk mengurangi biaya siklus hidup proyek dan resiko dimasa yang akan datang.

Prepare for emergencies
Perusahaan harus memiliki pengalaman yang cukup terhadap penanggulangan bencana serta kelanjutan bisnis dengan cara mengidentifikasi proses bisnis kritis yang harus dilaksanakan pada saat darurat serta membangun perencanaan yang dapat membantu mengendalikan situasi yang mempunyai potensi membahayakan perusahaan.

Get a health checkup for your systems
Tenaga ahli dari luar perusahaan dapat menilai sistem e-business dan membantu perusahaan utuk menentukan kemampuan dan batasan infrastruktur, membandingkannya dengan kebutuhan saat ini dan dimasa mendatang serta membuat roadmap untuk menuntun arah yang akan dituju oleh perusahaan.
Konsultan akan membantu perusahaan untuk mengerti dampak teknologi baru, aplikasi serta pertumbuhan teknologi yang sangat cepat untuk diterapkan pada lingkungan perusahaan agar diperoleh efisiensi yang optimal.

Secure your investment and protect your customers
Keamanan dan privasi adalah masalah yang kritis bagi perusahaan yang menerapkan e-business. Menjalankan e-business yang aman memerlukan pengalaman dan pengetahuan yang biasanya diperoleh diluar perusahaan untuk melindungi sistem e-business dari hacker, virus atau internet intruders.

Find a place to put all your data
Teknologi Storage Area Network (SAN) yang cepat, handal dan setiap saat menyediakan media penyimpanan data akan dapat membantu memperluas kesempatan bisnis dan posisi bersaing karena mempermudah mengelola informasi yabg dimiliki perusahaan.
Dilain pihak, SAN seringkali sangat kompleks, membutuhkan SDM yang berpengalaman untuk merencanakan, mendesain, melakukan pengujian, mengimplementasikan dan menjalankannya.

Establish a solid network foundation
Pada infrastruktur e-business, jaringan adalah pondasi yang memungkinkan untuk menjalankan bisnis perusahaan. Sumber daya manusia yang handal diperlukan untuk mengelola arsitektur, teknologi, operasional dan perangkat yang diperlukan untuk meningkatkan performansi dan ketersediaan kebutuhan

Know before you go
Berbagai perubahan yang signifikan pada lingkungan IT, khususnya yang memberikan efek pada operasi yang kritis, memberikan situasi yang sangat beresiko tinggi. Dengan banyaknya hal yang menjadi taruhan, melakukan pengujian terhadap kecukupan infrastruktur sebelum mengimplementasikannya akan menjadi sebuah investasi dimasa yang akan datang. Karena jika sistem gagal pada saat diimplementasikan, akan menghilangkan pendapatan, produktifitas, pelanggan, ketidakpuasan pengguna dan penggunaan sumber daya tambahan untuk mengembalikan kondisi aplikasi dan infrastruktur seperti semula

Improve system availability
Perusahaan yang menerapkan e-business dengan baik akan senantiasa melakukan pemeriksaan secara seksama terhadap hardware, infrastruktur jaringan dan aplikasi yang digunakan untuk membantu mengurangi biaya yang harus dikeluarkan dan untuk menghasilkan 100% ketersediaan sistem.

Delegate non-critical tasks
Menyerahkan kepada tenaga profesional dari pihak ketiga untuk mengelola fungsi dan proses tertentu sehingga memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan waktu dan sumber daya untuk berkonsentrasi pada bisnis utama perusahaan. Beberapa pekerjaan yang dilakukan oleh pihak ketiga merupakan fungsi yang rutin atau standar, yaitu manajemen aset, helpdesk hingga operasional jaringan.

II. Karakteristik infras e bisnis

Compatibility adalah kemampuan untuk membagikan berbagai macam informasi melalui komponen teknologi di dalam perusahaan secara menyeluruh. Compatibility ini membantu perusahaan untuk memberdayakan karyawan, menghasilkan data yang berisi informasi dan ketersediaan pengetahuan di dalam perusahaan.

Connectivity adalah konsep untuk menghubungkan semua pengguna, area fungsional dan aplikasi perusahaan yang memungkinkan untuk berbagi informasi sehingga berdampak pada perluasan implementasi aplikasi. Informasi yang dibagi oleh pengguna disediakan oleh berbagai aplikasi yang dimiliki perusahaan dimana aplikasi ini sedikit banyaknya akan bernilai jika aplikasi dibentuk dan digunakan sebagaimana yang diinginkan oleh perusahaan.

Modularity. Modularitas akan memberikan kemampuan bagi perusahaan untuk membangun aplikasi baru dengan cepat dan memodifikasi aplikasi eksisting berdasarkan konsep dimana aplikasi perangkat lunak lebih mudah dikelola ketika rutinitas yang dibutuhkan dilaksanakan dengan menggunakan modul terpisah.

Highly-skilled IT personnel, merupakan bagian yang sangat penting bagi implementasi aplikasi. Profesional ini mengetahui bagaimana menggunakan sumber daya IT yang dimiliki perusahaan dan teknologi lain diluar perusahaan. Profesional IT juga memiliki pengetahuan mengenai bisnis proses perusahaan yang digunakan untuk menerapkan aplikasi baru maupun aplikasi bisnis eksisting yang dapat mendukung strategi bisnis perusahaan. 

https://shafwan.wordpress.com/2007/11/13/membangun-infrastruktur-e-business-yang-efektif-dan-selaras-dengan-strategi-bisnis-perusahaan/ 

III. Ereadiness

E-readiness turut mempengaruhi kesuksesan program pendidikan yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses akademik (Kaur & Abas, 2004). Pengertian e-readiness berbeda dari satu peneliti dengan peneliti yang lain. E-readiness merupakan tingkat dimana masyarakat disiapkan untuk berpartisipasi dalam teknologi yang dapat membantu untuk membangun menuju masyarakat yang lebih baik (dalam Waryanto, 2010). Menurut Borotis & Poulymenakou (2004), e-readiness merupakan kesiapan mental atau fisik suatu organisasi untuk suatu pengalaman atau tindakan e-learning(dalam Priyanto, 2008). Hampir sama dengan pendapat oleh Dada (2006) yang menyatakan bahwa e-readiness merupakan tingkat dimana masyarakat siap untuk mendapatkan keuntungan yang bisa didapatkan melalui teknologi informasi dan komunikasi.Sedangkan, menurut Choucri dkk. (2003), e-readiness merupakan kemampuan untuk mengejar kesempatan menciptakan suatu nilai dengan difasilitasi oleh penggunaan internet. Rosenberg (2000) menyatakan bahwa e-readiness merupakan instrumen yang efektif untuk mengevaluasi efektivitas e-learning (dalam Priyanto, 2008).
Dalam hal ini, e-readiness dipandang sebagai alat yang menuntun perjalanan pengembangan e-learning dari tahap analisis sampai pada tahap evaluasi. Secara umum, e-readiness merupakan kesiapan dan kemauan seseorang untuk terlibat dalam sistem pendidikan e-learning. Komponen e-readiness ini akan dibahas lebih lanjut.


  • Komponen E-Readiness
Terdapat beberapa hal yang harus dipenuh agar seseorang dapat dikatakan siap mengikuti e-learning. Miller (2005) menemukan bahwa pelajar perlu memiliki kemampuan teknologi dan kemampuan SDL agar dapat berfungsi secara maksimal dalam lingkungan pembelajaran e-learning. Survei Distance Education Online Symposium listserv (DEOS-L) menetapkan bahwa terdapat dua komponen utama dari kesiapan pelajar agar dapat sukses dalam e-learning, yaitu technical readiness dan self-directed learning readiness. Masing-masing komponen tersebut terdiri dari knowledge, attitudes, skills, dan habits. Keempat komponen ini dapat disingkat sebagai KASH (Guglielmino & Guglielmino, 2003). Knowledge, merupakan bagian pertama, menyediakan informasi dasar yang diperlukan. Individu mungkin memiliki pengetahuan untuk melakukan sesuatu tetapi dia memilih untuk tidak melakukannya. Attitudes merupakan bagian kedua: perasaan, kepercayaan dan kecenderungan berperilaku seseorang yang berasal dari bawaan maupun lingkungan yang memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku. Meskipun knowledge dan attitude individu memiliki dasar yang baik bagi self-directed learning, hal tersebut tidak dapat dilakukan tanpa adanya skill. Saat knowledge, attitude, dan skill telah dimiliki, pembentukan habit yang positif dapat mendukung suksesnya e-learning seseorang (Guglielmino & Guglielmino, 2003).

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/25861/Chapter%20II.pdf;jsessionid=39F61E7CDCB143A24584CACFB1A86C4F?sequence=4

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal pilihan ganda dan essay beserta jawabannya Tekonologi dan Infrastruktur E-bisnis

Konsep Dasar E-Business

pengelolaan dan pengembangan jaringan infrastruktur E-business